Lirik Lagu Tokoh Cerita - Mytha Lestari Lirik Lagu Tokoh Cerita -... htpp// Jika anda ingin membaca artikel ini lebih lanjut, silakan klik link judul di atas atau kunjungi langsung di Terima Kasih Popular posts from this blog Lirik Lagu Im Hafidz - Yang Mulia Lirik Lagu Yang Mulia - Im Hafidz Artis Im Hafidz Judul Lagu Yang Mulia Diciptakan Oleh - Album Im Hafidz Rapper Im Hafidz - Yang Mulia Maluku tidak ada matinya menyumbangkan musisi musisi bertalenta, nama nama yang sudah tak asing lagi seperti Glenn Fredly, Harvie Malaiholo dan yang lainnya. Kali ini muncul rapper muda berbakat bernama Im Hafidz yang berhasil menunjukan kualitasnyaa Lirik Lagu Hifdzi Khoir - Ambigu Kunci Gitar Lirik Lagu Ambigu Hifdzi Khoir Artis Hifdzikhoir Judul Lagu Ambigu Diciptakan Oleh Hifdzikhoir Album Lagu Ambigu Profil Hifdzi Khoir Hifdzi Khoir memiliki nama lengkap Muhammad Hifdzi Khoir adalah seorang komika atau Stand Up Comedi asal Bandar Lampung. Hifdzi mulai dikenal saat mengikuti audisi Stand Up Comedy Indonesia musim ke 4 yang tayang di Kompas TV. Selain menjadi pelawak Lirik Lagu Kodaline - Ready to Change Terjemahan Lirik Lagu Rady to Change Kodaline Artis Kodaline Judul Lagu Ready To Change Diciptakan Oleh - Album Lagu Baru Kodaline Kodaline - Ready To Change Lagu Ready to Change merupakan salah satu lagu terbaru dari grup musik Kodaline, music video lagu ini dipublikasi pada tanggal 13 Oktober 2017 di channel Kodalline VEVO. Divideo lainnya dari Kodaline membawakan Lagu Ready to Change
Jakarta- Lirik lagu Labirin, lagu bercerita tentang seorang laki-kaki yang terbius oleh wanita. Penyanyi kenamaan satu ini menyanyikan lagu dengan penuh penghayatan sehingga pesannya tersampaikan pada pendengar. Lewat lagunya bertajuk Sepatu, nama Tulus semakin menanjak di industri musik Indonesia.. Penyanyi pria berbakat ini telah memenangkan sejumlah penghargaan lewat karya-karyanya yang[CERPEN] Sampai Kapan - Sheila On 7 Perempuan di sampingku masih berceloteh mengenai film yang baru saja aku tonton dengannya di ruang bioskop tadi. Matanya selalu berbinar-binar bila menceritakan tokoh favoritnya di film itu. Kebetulan, film yang baru kami tonton adalah film yang ada aktor favoritnya. Si tampan dari hollywood. Mulutnya tiada henti berbicara tentang kehebatan dan ketampanan si aktor. Aku mau tak mau mendengarkan apa pun katanya. Kami baru saja menginjakkan kaki ke eskalator turun, bersiap cari makan di foodcourt lantai bawah. Sedang perempuan itu masih asik bercerita mengenai film, toko CD/DVD yang kami lewati kudengar memutar lagu lawas dari Sheila On 7 berjudul Sampai Kapan. Perempuan itu kuyakin juga pasti mendengarnya. Namun, mengacuhkannya. Tidak seperti aku yang terpekur dengan lagu itu. Lirik itu. Setiap katanya mampu menohokku. Telah lama aku Lama mengenalmu Lama menantimu Ikuti arusmu Perempuan itu masih asik berceloteh tentang pria tangguh yang baru saja sosoknya kami nikmati lewat visual itu. Masih tentang aktor favoritnya. Aku malas menyebut nama aktor itu. Perempuan itu tak henti memuji permainan aktor itu di film, yang menurutku biasa saja. Bukan apa-apa, aku hanya sedikit….cemburu. Entah ini wajar atau tidak, kurasa ini memang normal. Di dunia ini, ada kah dua orang berlawanan jenis dapat hanya dengan berteman’? Kurasa tidak. Salah satu di antaranya, pasti ada yang menyimpan cinta. Begitu juga aku, dan perempuan di sampingku ini. Namanya, Elsa. Jangan kaget, aku mengenalnya sudah hampir tiga tahun lamanya. Menunggu. Entah apa yang harus ditunggu. Lirik yang baru saja kudengar benar-benar mengusikku. Mengusik gejolak inginku untuk terus bersama Elsa dalam ikatan yang lain. Aku telah lama mengenalnya, telah lama menantinya, dan terus terbawa arus oleh kebersamaan yang sedang kita lakukan. Berhenti sejenak Dan lihatlah aku Beri kejelasan Tentang perasaan "Elsa, berhenti!" ujarku tiba-tiba. Elsa yang masih sibuk ceriwis membincangkan film sambil berjalan di sebelahku tiba-tiba berhenti. Tepat di toko kaset yang memutar lagu SO7. "Ada apa, Dre?" tanyanya. Aku terdiam sejenak. Elsa menatapku. Bayangkan, kami berdiri di depan toko kaset di sebuah mall, dan toko itu lagi memutar lagu Sheila On 7 berjudul Sampai Kapan di lirik yang sangat pas sekali. Ini lah yang sekarang kami lakukan. Saling diam. Aku membiarkan Elsa menatapku lama sambil mendengar lagu yang diputarkan dari toko kaset di belakang tubuhnya. Entah ini keberapa malam kita menghabiskan waktu berdua. Baik hanya dengan menonton film di bioskop, atau makan malam di fast food. Atau ke mana pun. Aku ingin kejelasan. Tentang perasaanku. Perasaannya. Tentang kita. "Elsa," Aku sedikit gugup. Entah selanjutnya ingin mengatakan apa lagi. "Iya, Dre, ada apa?" Elsa rupanya masih sabar diam berdiri di depan toko kaset itu. Mengendurkan waktu untuk jam makan malam. "De-de-…" sulit sekali rasanya mengeluarkan kata-kata yang tertahan di bibir. "De-de-…apa sih, Dre?" alisnya terangkat naik. Bingung. "Dengarkan lagu ini," Mau kah kau tahu Di dalam hatiku Lama menantimu Sampai kapan? Apa kah kau tahu Yang lama ku tahu Lama menantimu Sampai kapan? Perempuan itu diam. Mendengarkan reff lagu itu. Pipinya merah padam. Giginya bergemeletuk kemudian sibuk menggigit bibir bawahnya. "Maksudmu apa menyuruhku mendengarkan ini, Dre?" tanyanya. Jantungku lemas. Lirik lagu itu sudah jelas-jelas seperti kode untuk mendorong hubungan ini agar bergerak semakin dekat. Kedekatan yang lebih dari sekadar teman. Lirik itu adalah strategi penembakan paling manis dan tersembunyi, menurutku. Aku berharap, setelah ia mendengar potongan lirik dari lagu ini, dia akan mengerti. Tidak akan bertanya lagi. Ah, sudahlah. "Bukan apa-apa. Ayo, lanjut jalan. Aku lapar." jawabku kesal dan langsung melangkah pergi mendahului langkahnya. Dia mengikutiku dari belakang. Berjalan pelan-pelan. Ah, aku gagal lagi menyatakan cinta itu. Apa dia tidak mengerti sama sekali? "Dre!" Elsa memanggilku dari belakang. Aku berhenti. Dia setengah berlari menghampiriku. "Ada apa, Sa?" tanyaku bergantian. Tadi dia yang bertanya padaku, ada apa, sekarang aku. "Sampai sini saja." katanya sambil tersenyum. Hah? "Apanya yang sampai sini?" aku tak kalah bingung. Pipi Elsa memerah pada kulitnya yang putih bersih itu. Aku masih tak mengerti. "Penantianmu." Elsa tersenyum. Pe-nan-ti-an-ku? "Penantianmu, sampai sini saja. Aku juga sudah menunggumu menyatakan itu sejak lama." Elsa tersenyum kemudian meraih tanganku yang terpaku. Sampai Kapan? Sampai sini saja. Sampai hari ini. Hari ini, penantianku berakhir. Sampai kapan? Sampai hari ini. Malam ini.. 447 303 169 50 357 169 465 203